“AAS” for Explorer

Muda, belum lengkap kalo rasanya belum pernah menjadi seorang explorer. Yah walaupun skalanya masih kecil. Paling cuma main ke kota sebelah. Alasannya klasik, bukan lain karena uang jajan masih setipis kulit salak. Tapi gapapa, jadi seorang explorer bukan berarti harus pergi jauh ke America Serikat atau sampe main ke Yunani Kuno. Asalkan ada hal baru yang bisa kita pelajari, menurut gw itu udah cukup biar bisa jadi explorer.

Singkat cerita seminggu yang lalu gw pergi ke Jakarta, bertemu dengan seseorang yang kiprahnya memang sudah menjadi profesional exploration geologist. Beliau sudah berhasil menaklukan berbagai macam hutan dan gunung, dengan melewati lembah dan menyebrangi berbagai bantaran sungai. Disana gw dikasih kesempatan buat ngobrol bareng dengan Beliau. Cukup intens, hingga keluarlah wejangan “Sebagai seorang explorer itu harus punya jiwa AAS, Adventure, Art, and Sains

“A” yang pertama artinya “Adventure”. Kosong sekali rasanya ketika kita sudah berjalan ke suatu daerah dengan menghabiskan waktu, tenaga, dan uang, tapi ga dapet apa-apa. Seorang explorer harus memiliki jiwa adventure. Dengan kita duduk diam disuatu tempat, kita tidak akan menemukan hal yang baru. Rasa penasaran muncul karena keinginan kita untuk berpetualang, mungkin hingga dapat merasakan atmosfer kehidupan sosial dari masyarakat sekitar. Jadi sebagai explorer ngga boleh mageran ya, hehe

“A” yang kedua artinya “Art”. Seni secara abstrak dapat diartikan menjadi berbagai macam hal. Seni bukan cuma hal yang berbentuk secara fisik saja seperti lukisan, musik, atau busana. Lebih dari itu, seni berbicara dan gestur tubuh menjadi cara ampuh agar dapat menyatu dengan kalangan masyarakat. Dan pastinya susah jika mempelajari ilmu ini hanya berdasarkan teori saja, pengalaman jam terbang yang tinggi secara praktikal harus juga dijejaki. Kalau sudah ahli, dengan waktu yang singkat, explorer pasti bisa beradaptasi dengan mudah, bahkan bisa jadi kaya bunglon, berkamuflase menjadi warga lokal.

Terakhir “S” sebagai “Science”. kebenaran adalah hal yang dinamis. Semakin banyak data yang kita dapatkan, semakin tepat pula hasil kesimpulan yang kita tarik. Dengan mengeksplor hal-hal yang sudah kita dapatkan jadikanlah itu sebagai kumpulan data. Maka jangan lupa untuk selalu menarik kesimpulannya ya.

Explorer itu harus bisa mengkombinasikan jiwa petualang/rasa ingin tahu dengan kemampuan sains/ saintifik kebumian yang bisa diterjemahkan secara visual dan indah yang mudah dimengerti oleh orang2 awam lainnya. “

— Bronto Sutopo

Penulis : Lugas Sudjatmoko

Kurban Menyapa Pelosok: IKAGA Tebar Cinta dari Alumni untuk Purbalingga

Program Tebar Kurban IKAGA kembali digelar, menjangkau desa-desa yang jarang tersentuh kurban dan menghadirkan tiga kebahagiaan dalam satu kegiatan.

Purbalingga, IKAGA — Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H, Ikatan Alumni Ganesha SMAN 1 Purbalingga (IKAGA) kembali menggelar program Tebar Kurban IKAGA untuk kedua kalinya. Program ini digagas sebagai bentuk kepedulian terhadap ketimpangan distribusi hewan kurban, di mana masih terdapat wilayah pelosok yang belum tersentuh kurban atau mengalami kekurangan, sementara di daerah lain kurban justru menumpuk.

Tebar Kurban IKAGA 2025 hadir sebagai upaya nyata untuk menjawab permasalahan tersebut. IKAGA mengajak para alumni dan masyarakat umum untuk menyalurkan hewan kurban ke wilayah-wilayah pelosok di Kabupaten Purbalingga yang masih membutuhkan. Kegiatan ini juga menjadi wujud komitmen IKAGA dalam membangun sinergi sosial, sesuai dengan tagline: “IKAGA Bersinergi Membangun Bangsa.”

Menjaga Amanah dengan Proses yang Syar’i

Dalam pelaksanaannya, Tebar Kurban IKAGA sangat menjunjung tinggi amanah yang telah dipercayakan oleh para sohibul qurban. IKAGA memastikan seluruh proses dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan syariat Islam. Tahapan yang dilalui antara lain:

  • Quality control saat pemilihan hewan kurban
  • Proses pengiriman ke titik distribusi
  • Penyembelihan dan penanganan hewan yang sesuai kaidah halal dan thayyib
  • Distribusi daging secara adil dan merata kepada masyarakat yang membutuhkan

Fokus Wilayah Distribusi

Tahun ini, distribusi hewan kurban difokuskan pada tiga kecamatan dengan rasio hewan kurban per jumlah penduduk yang tergolong rendah, yaitu:

  • Kecamatan Karanganyar
  • Kecamatan Karangjambu
  • Kecamatan Mrebet

Alhamdulillah, kegiatan yang dilaksanakan pada 6–7 Juni 2025 ini menunjukkan peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya, baik dari jumlah sohibul qurban, jumlah hewan kurban, maupun jumlah penerima manfaat.
Adapun ketua panitia Tebar Kurban IKAGA 2025 adalah Sidik Nur Rakhmat, alumni SMAN 1 Purbalingga lulusan tahun 2016, yang memimpin pelaksanaan kegiatan dengan dedikasi tinggi dan koordinasi yang solid di lapangan.

Pelatihan Penanganan Hewan Kurban

Sebagai bagian dari peningkatan kualitas pelaksanaan, IKAGA juga mengadakan Pelatihan Penanganan dan Penyembelihan Hewan Kurban untuk pertama kalinya. Pelatihan ini menghadirkan narasumber ahli, Dr. drh. Supratikno, M.Si, dosen di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, sekaligus Trainer dan Assessor Juru Sembelih Halal. Beliau juga merupakan alumni SMAN 1 Purbalingga angkatan 1998.

Pelatihan ini ditujukan untuk para panitia kurban di titik-titik distribusi serta masyarakat umum. Tujuannya antara lain:

  • Menjamin penyembelihan sesuai syariat Islam (halal dan thayyib)
  • Memberikan pemahaman teknis dan etis tentang penyembelihan
  • Menjamin higienitas daging kurban
  • Mengajarkan penanganan hewan yang aman dan tidak menyakiti

Pelatihan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat, dengan total 110 peserta yang hadir di Masjid Al Muhajirin, Perumahan Griya Abdi Kencana, Purbalingga, pada Minggu, 1 Juni 2025.

Tiga Pihak yang Berbahagia

Di sela-sela kegiatan Tebar Kurban, Ketua Umum IKAGA Dr. Bronto Sutopo menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan kebahagiaan yang menyentuh tiga sisi sekaligus:

  1. Para sohibul qurban, yang dapat menunaikan ibadah dengan tenang karena kurbannya disalurkan tepat sasaran.
  2. Masyarakat penerima manfaat, yang merasakan langsung berkah dan kebahagiaan Idul Adha.
  3. Para panitia dan relawan, yang dengan penuh keikhlasan dan semangat turun langsung ke lapangan, memastikan proses berjalan baik hingga ke pelosok.

Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah terlibat:

“Terima kasih atas partisipasi dan dukungan semua pihak. Tidak ada gading yang tak retak, kami mohon maaf apabila dalam pelaksanaan masih terdapat kekurangan. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat luas bagi masyarakat dan membawa keberkahan bagi kita semua.”

Sampai Jumpa di Tebar Kurban IKAGA 2026